Pembangkit energi nuklir semula dikatakan beban biaya operasionalnya paling murah dan aman, tetapi setelah pecah dan bocornya reaktor nuklir di Fukushima tahun 2011 yang kontaminasinya ke berbagai tempat, Pemerintah Jepang menutup 50 pembangkit energi nuklirnya dri 52 yang ada. Masyarakat Jepang memilih menggunakan energi yang ramah lingkungan, salah satunya dari pembangkit listrik energi matahari dengan sistem jual-beli kelebihan listrik ke perusahaan Listrik. Berikut ini kita ikuti pembahasannya {admin)
Setelah krisis nuklir Fukushima, warga dari sebuah komunitas kecil menciptakan energi mereka sendiri.
Hanya sekitar 80 km dari pembangkit nuklir Ohi yang kontroversial, komunitas kecil yang berjumlah 42 orang ini memproduksi energi dari tenaga surya.
Orang di belakang pembangkit tenaga surya tersebut berkata hal ini telah membantu menarik kaum muda ke pedesaan.
[Yosuhiro Hosoda, Pendukung Tenaga Surya]:
"Saya rasa ini telah membuat daerah ini jadi lebih optimis. Sebagai kota tua, ada banyak lansia di sini dan tidak terlalu banyak anak muda. Sebelumnya, saat kami saling berdiskusi, tidak banyak hal-hal optimis untuk dibicarakan. "
Proyek ini dimulai sebelum krisis nuklir Fukushima, namun sejak peristiwa tragis tersebut, keyakinan warga telah tumbuh.
[Yosuhiro Hosoda, Pendukung Tenaga Surya]:
"Saya pikir kita harus membuat cara agar tidak harus bergantung pada tenaga nuklir."
Namun desa ini juga masih menggunakan listrik kota. Panel surya tidak dapat digunakan pada malam hari atau saat cuaca buruk, dan tidak ada baterai untuk menyimpan listrik. Tetapi kelebihan energi yang mereka buat di siang hari dapat dijual ke perusahaan listrik, dan mengganti jumlah yang mereka konsumsi secara keseluruhan.Total 50 reaktor nuklir Jepang ditutup segera setelah bencana Fukushima. Hanya dua reaktor di pabrik Ohi yang dihidupkan kembali awal tahun ini, meskipun ada kekuatiran karena terletak di patahan berbahaya.
Operator pabrik telah mengatakan jalur patahan ini aman, tetapi ahli nuklir di negara tersebut sedang menyelidiki ulang masalah ini.
[Tatsuro Yamada, Warga Komunitas Surya]:
"Walaupun reaktor Ohi memang beroperasi, segala sesuatu yang terjadi di Fukushima benar-benar membuat orang gelisah. Jika mungkin, dan ini hanya pendapat pribadi saya, akan lebih baik jika mereka mengurangi jumlah tenaga nuklir, atau menyingkirkannya di masa depan dan menggantinya dengan energi daur ulang."
Pihak otoritas Jepang telah mengadakan dua pertemuan tentang penyelidikan ulang, tetapi belum dapat menyimpulkan apakah reaktor aman untuk beroperasi.
Hanya sekitar 80 km dari pembangkit nuklir Ohi yang kontroversial, komunitas kecil yang berjumlah 42 orang ini memproduksi energi dari tenaga surya.
Orang di belakang pembangkit tenaga surya tersebut berkata hal ini telah membantu menarik kaum muda ke pedesaan.
[Yosuhiro Hosoda, Pendukung Tenaga Surya]:
"Saya rasa ini telah membuat daerah ini jadi lebih optimis. Sebagai kota tua, ada banyak lansia di sini dan tidak terlalu banyak anak muda. Sebelumnya, saat kami saling berdiskusi, tidak banyak hal-hal optimis untuk dibicarakan. "
Proyek ini dimulai sebelum krisis nuklir Fukushima, namun sejak peristiwa tragis tersebut, keyakinan warga telah tumbuh.
[Yosuhiro Hosoda, Pendukung Tenaga Surya]:
"Saya pikir kita harus membuat cara agar tidak harus bergantung pada tenaga nuklir."
Namun desa ini juga masih menggunakan listrik kota. Panel surya tidak dapat digunakan pada malam hari atau saat cuaca buruk, dan tidak ada baterai untuk menyimpan listrik. Tetapi kelebihan energi yang mereka buat di siang hari dapat dijual ke perusahaan listrik, dan mengganti jumlah yang mereka konsumsi secara keseluruhan.Total 50 reaktor nuklir Jepang ditutup segera setelah bencana Fukushima. Hanya dua reaktor di pabrik Ohi yang dihidupkan kembali awal tahun ini, meskipun ada kekuatiran karena terletak di patahan berbahaya.
Operator pabrik telah mengatakan jalur patahan ini aman, tetapi ahli nuklir di negara tersebut sedang menyelidiki ulang masalah ini.
[Tatsuro Yamada, Warga Komunitas Surya]:
"Walaupun reaktor Ohi memang beroperasi, segala sesuatu yang terjadi di Fukushima benar-benar membuat orang gelisah. Jika mungkin, dan ini hanya pendapat pribadi saya, akan lebih baik jika mereka mengurangi jumlah tenaga nuklir, atau menyingkirkannya di masa depan dan menggantinya dengan energi daur ulang."
Pihak otoritas Jepang telah mengadakan dua pertemuan tentang penyelidikan ulang, tetapi belum dapat menyimpulkan apakah reaktor aman untuk beroperasi.
via : youtube.com/watch?v=7i9Ri9TZf0g
GAMBAR VIDEO
.com/watch?v=7i9Ri9TZf0g
Pembangkit Litrik Tenaga Surya{PLTS} Terbesar dibangun di Kagoshima, Jepang
Raksasa elektronik Kyocera bersama IHI Corp. dan Mizuho Corporate Bank Ltd mengumumkan rencana untuk membangun sebuah pembangkit listrik photovoltaic di sebelah selatan kota Kagoshima, Prefektur Kagoshima di pulau Kyushu. Pembangkit listrik baru ini akan dinamakan Kagoshima Nanatsujima Mega-Solar Power Plant direncanakan menempati lahan seluas 1,28Km² (314 acres).
Direncanakan pula bahwa sebagian besar konstruksi berada di permukaan laut. Ketika selesai dibangun, pembangkit ini diharapkan memproduksi energi listrik sebesar 70MW, diperkirakan cukup untuk menghidupi 22.000 rumah.
Kyocera didirikan pada 1959 sebagai pabrik keramik dan telah menekuni bisnis panel surya selama 35 tahun. Mereka yang akan menyediakan 290.000 panel surya yang dibutuhkan untuk proyek ini dan akan menjadi pemegang saham utama pada perusahaan yang dibentuk untuk menjalankan pembangkit listrik tenaga surya. Tanah yang digunakan untuk membangun PLTS ini adalah milik IHI COrp, perusahaan pengembang real estate. Sedangkan Mizuho Bank sebagai penjamin finansial.
Biaya pembangunan PLTS ini diperkirakan 25 milyar Yen atau setara 2,94 triliun rupiah, bukan suatu proyek yang murah. Namun diperkirakan proyek semacam ini akan bermunculan untuk merespon kebijakan pemerintah Jepang yang sangat meringankan investor dengan memberikan insentif di berbagai bidang. Rencananya pembangunan pembangkit listrik ini akan dimulai pada Juli 2012 dan telah mendapat dukungan pemerintah daerah Kagoshima. [Sumber berita dan gambar: Phys.Org; .i2harmony.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar