Pabrik sel surya akan dibangun oleh PT.LEN di Karawang, dengan ditemukannya sistem sel surya polimer yang dapat dicetak murah seperti mencetak koran maka pertumbuhan pabrik sel surya akan semakin banyak. Hal ini memerlukan tenaga terdidik untuk mengembangkan energi surya agar lebih murah, efisien, tahan lama maupun dalam hal penerapannya untuk listrik mandiri (perumahan,kantor), otomotif, penerangan jalan dsbnya. Program UI ini akan lebih baik bila sekaligus mempelajari dan membuat baterai penyimpan energi surya dalam bentuk Lithium-ion yang juga dapat digunakan untuk mobil listrik (admin)
Jakarta Pemanfaatan energi tenaga surya di Indonesia dinilai masih kurang maksimal. Karena itu, perlu sebuah lembaga akademi khusus yang mempelajari ilmu tersebut.
"Indonesia merupakan negara kaya dengan potensi sumber energi terbarukan, khususnya tenaga surya yang mencapai hingga 4,8 kWh/m2/hari. Namun potensi pemanfaatan tenaga surya di Indonesia belum optimal," ujar Kepala Kantor Komunikasi UI, Siane Indriani, dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Senin (23/7/2012).
Siane mengatakan kapasitas pembangkit listrik terpasang di Indonesia baru sekitar 33,7 GW, sehingga dibutuhkan kontribusi tenaga surya yang lebih besar lagi agar kebutuhan akan energi dapat terpenuhi. Maka UI bekerjasama dengan perusahaan energi terbarukan dari Jerman berhasil mendirikan lembaga studi untuk mengkaji pemenfaatan energi surya di Indonesia.
"Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bekerja sama dengan perusahaan energi terbarukan dari Jerman, yaitu Inutec Solarzentrum meluncurkan ‘Solar Academy’ pertama di Asia Tenggara," kata Siane.
Selain meluncurkan program akademi tenaga surya, rencananya pada hari Selasa (24/7/2012) akan digelar seminar yang bertajuk “Solar Energy for Our Future”di Ruang Apung Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.
"Penyelenggaraan seminar ini merupakan wujud konkret kepedulian UI terhadap arah penggunaan serta kondisi kebijakan energi nasional. Seminar ini diharapkan dapat menjawab permasalahan bangsa Indonesia mengenai krisis Ketahanan Energi Nasional," ungkapnya.
Pada acara seminar ini turut dihadiri oleh Udo Dettman (pakar energi nuklir Jerman), Prof Rinaldi Dalimi (anggota Dewan Energi Nasional), Dr. Rudolf Rauch (Penanggung jawab program energi terbarukan untuk ASEAN dari GIZ), serta Alexander Kaub (CEO Inutec Solazentrum).Dari detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar