Penggunaan hidrogen menggantikan bensin akan memberi langkah besar pada metode daur ulang materi penyimpanan bahan bakar hidrogen.Ilmuwan memperagakan, materi ringan dan amonia boran bisa digunakan untuk menyimpan hidrogen pada kendaraan. Saat hidrogen dipakai, bahan bakar alternatif dapat ditambahkan ke dalam materi secara efisien.
“Langkah ini dibutuhkan jika ingin menjadikan hidrogen sebagai bahan bakar industri transportasi,” ujar profesor kimia University of Alabama David Dixon.Studi di jurnal Science ini menyatakan, amonia boran pada tanki bahan bakar menghasilkan hidrogen yang melepaskan energi ketika tercampur oksigen pada sel bahan bakar.
Kemudian, energi diubah menjadi listrik untuk mendayai motor listrik dan emisi yang dihasilkan hanya berupa air. Setelah hidrogen dilepaskan dari amonia boran, maka residu saja yang tersisa."Residu tetap berada di mobil dan kita cukup menambahkan hidrogen kembali jika ingin memakainya lagi," papar Dixon.
Studi ini mengungkap cara mudah menambah hidrogen kembali untuk membuat amonia boran dan hal ini bisa dilakukan dalam reaktor tunggal, lanjutnya.Penyimpanan hidrogen yang praktis, efisien dan murah merupakan salah satu tantangan membuat motor tenaga listrik dan sel bahan bakar hidrogen menjadi alternatif mesin tenaga bensin.
Keuntungan menggunakan teknologi sel bahan bakar hidrogen ini adalah, udara lebih bersih dan tak tergantung pada minyak asing."Tiga langkah dasar (sintesis awal, kontrol pelepasan hidrogen dan regenarasi bahan bakar) berkembang baik. Langkah selanjutnya adalah mencari sumber hidrogen murah selain dari bahan bakar fosil,” tutupnya.
Toyota Menghadirkan Mobil Hidrogen tahun 2015
Pabrikan otomotif Jepang Toyota baru-baru ini menegaskan akan mengembangkan mobil bertenaga fuel cell (sel bahan bakar) hidrogen pada 2015.
Hal ini dikatakan Presiden dan CEO Toyota Motor Sales USA Jim Lentz, yang menyebutkan bahwa Toyota akan menggunakan baterai canggih yang melebihi kinerja baterai ion-lithium saat ini.
"Kami sedang mengembangkan line-up sedan fuel cell hidrogen pada 2015 dan kami akan menggunakan baterai canggih yang melebihi kinerja baterai ion-lithium saat ini," ujar Lentz ketika menghadiri Seminar Penelitian dan Manajemen Otomotif 2012 di Michigan, AS, seperti dikutip dari InsideLine.
Menurut Lentz, Toyota telah berhasil menekan biaya produksi mobil sel bahan bakar hingga 90% dalam dua tahun terakhir. Harga mobil hidrogen pun nantinya sekitar US$50 ribu atau sekitar Rp475 juta. Bahan bakar hidrogen, bensin dan solar sebenarnya memiliki pengeluaran yang sama, tapi mobil berbasis hidrogen adalah kunci untuk masa depan karena persediaan bensin semakin menipis.
Mobil ini tampaknya akan menjadi lawan bagi Honda FCX Clarity, meski Lentz belum mau memberikan rincian lebih lanjut tentang model Toyota yang berbasis hidrogen tersebut
Sebelumnya, Toyota di Jepang pada 2011 lalu sudah memperlihatkan mobil hybrid dengan hidrogen bernama FCV-R. Mobil ini hanya mengeluarkan air sebagai emisinya.
Dengan tangki hidrogen yang terisi penuh, bisa melaju sampai 700 km lebih. Mobil ini adalah jawaban Toyota pada permintaan mobil hidrogen setelah tahun lalu Toyota bersama Honda bersama-sama mengembangkan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di Los Angeles, AS.
"Pertanyaan besar pada fuel cell adalah kesiapan infrastrukturnya," pungkas Lentz.
Teknologi.inilah.com
Mobil Bahan Bakar Hidrogen Jepang
Jepang kembali membuat inovasi yang luarbiasa, kali ini mobil bahan bakar Hidrogen di tahun 2015. Mobil bahan bakar hidrogen ini lebih ramah lingkungan.
Tiga raksasa produsen mobil asal Jepang, termasuk Toyota, Honda, dan Nissan, bekerja sama dengan sejumlah perusahaan energi ternama di Negeri Sakura untuk mendorong produksi mobil-mobil berbahan bakar hidrogen yang ramah lingkungan.
Tak sebatas produksi mobil, konsorsium perusahaan yang menandatangani kerja sama tersebut juga berencana untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di wilayah Jepang.Diketahui sekitar 10 perusahaan energi, termasuk perusahaan penyuling gas alam dan distributor, akan membangun sekitar 100 stasiun pengisian bahan bakar pada 2015 di Tokyo, Nagoya, Osaka, dan Fukuoka.
Seperti dikutip dari France24, konsorsium 10 perusahaan itu dalam pernyataan tertulisnya, menyebutkan bahwa ketiga produsen mobil Jepang akan mulai memproduksi mobil-mobil baru yang dilengkapi dengan Fuel Cell Vehicles (FCVs) tahun ini.Untuk diketahui, FCVs merupakan teknologi terobosan untuk mengkonversi hidrogen menjadi arus listrik dan tidak membuat polusi dalam bentuk apa pun selain uap air.
“Raksasa produsen mobil di Jepang akan terus berupaya mengurangi biaya pembuatan sistem untuk memulai FCVs sebelum nanti dipasarkan di Jepang, terutama di empat wilayah metropolitan utama, pada tahun 2015,” tulis mereka melalui keterangan yang sama.Dengan tujuan mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) secara signifikan, yang dihasilkan sektor transportasi, para produsen dan pemasok bahan bakar hidrogen bekerja sama untuk memperluas sosialisasi FCVs dan mendorong pasokan hidrogen ke seluruh Jepang.
Sayangnya, perusahaan-perusahaan yang terlibat masih enggan membuka mulut seputar investasi proyek jangka panjang ini.
Meski kendaraan berbasis listrik seperti Nissan Leaf atau Toyota Prius sempat menjadi sorotan baru-baru ini, mobil dengan sel bahan bakar tetap menjadi alternatif yang lebih kuat. Namun, mahalnya ongkos produksi dan tidak bisa diperbaruinya sumber daya alam untuk bahan bakar menjadi kendala mendasar.
Toyota merupakan pelopor pertama di dunia yang menciptakan mobil hibrida dengan mengkombinasikan sumber daya bensin dan motor listrik. Perusahaan tersebut telah mengutarakan rencananya untuk merilis mobil berbahan bakar hidrogen pada 2015.
Sementara Honda, di tahun 2008, mulai memasarkan sekitar 200 unit FCX Clarity, mobil berbasis yang disewakan pada pelanggan di AS, Jepang, dan Eropa dalam waktu dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar